[Fanfiction] So Good Bye

Standard

Title : So Good Bye

Author : @superochii

Main Cast : Lee Hyuk Jae, Kim Hee Chul – Super Junior

Support Cast : Cha Eunsoo, Kang Seohyun dan Kim Soora (Fiksi)

Rating : All Age

Genre : Angst & Romance

Warning! : –

PS : ff ini udh aku post di http://s10.zetaboards.com/Fairy_Dreamland/index/

Disclaim : PLEASE TAKE OUT WITH FULL OF CREDIT! THIS STORY IS BELONG TO ME!

Song: So Good Bye – Kim Jonghyun SHINee ( ost. Drama City Hunter)

***

Eunsoo berlari secepat mungkin keluar dari toko buku itu. berlari sekuat tenaga menjauh dari sana. Dadanya terasa sesak, air mata pun tak tertahankan. Berlari dan terus berlari sambil memegangi dadanya yg serasa hampir meledak. Kenapa dia harus bertemu dengan pria itu? Kenapa dia harus selalu merasa tersiksa ketika bertemu dengan pria itu? kenapa dia harus melihat wajah itu lagi?

Eunsoo menghentikan larinya dan jatuh terduduk begitu saja dijalan. Eunsoo tidak sanggup lagi menahan tangis ini. Betapa bodohnya dia. Pasti selalu begini jika melihat pria itu. Ya , pria itu. Mantan kekasihnya. Padahal sudah bertahun-tahun Eunsoo berpisah dengannya. tapi entah mengapa setiap melihat wajahnya hati Eunsoo serasa ingin meledak.

Perih dan sesak…

***

“Pagi Eunsoo” sapa Soora, teman sekantor Eunsoo ketika dia baru tiba dikantor.

“Pagi..” jawab Eunsoo datar sembari berjalan kea rah meja kerjanya.

“kau kenapa? Kok lesu begitu?” Tanya Yoonra heran. Akhir-akhir ini Soora sering kali melihat wajah sendu dan tatapan nanar Eunsoo.

“Ani..  Gwenchana..” Eunsoo menjawab seadanya.

Soora hanya memanyunkan bibirnya melihat Eunsoo seperti itu.

“Cha Eunsoo, dipanggil Heechul sajangnim ke ruangannya” ujar Jihoon eonni

“ah, nee..” jawab Eunsoo kemudian beranjak dr meja nya.

Tok tok tok..

“anda memanggil saya, sunbae?” Tanya Eunsoo dr balik pintu ruang kerja Heechul

“ne.. masuklah” jawab Heechul dari dalam ruangan.

Eunsoo membuka pintu dan masuk. Heechul mempersilahkan dia duduk disofa didalam ruangan kantor nya.

“ada apa?” Tanya Eunsoo kemudian

“ada proyek untuk mu. Ada klien yang minta kau sebagai EO untuk acara pernikahannya minggu depan. “ jawab Heechul

“mwo? Minggu depan? Kenapa baru sekarang dia mencari EO? Buru-buru sekali” Eunsoo lagi-lagi bertanya.

“pernikahannya mendadak. Si mempelai pria harus segera pindah ke Jepang untuk bekerja disana. Jadi dia ingin segera menikah dengan kekasihnya dan membawanya ikut serta kesana.” Jelas heechul. Lalu Heechul menekan tombol diteleponnya dan meminta sekretarisnya untuk membawakan data klien tsb. Kemudian terdengan suara pintu diketuk dari luar. Seorang wanita masuk dan membawa map berwarna biru dan menyerahkannya pada Heechul.

“Tadi pagi berkas ini baru masuk dan aku belum membacanya.” Heechul menyodorkan map biru itu pada Eunsoo. “periksalah dan segera siapkan konsep sesuai dengan permintaan klien yg tertulis disitu.” Lanjut Heechul

Eunsoo menerima map itu kemudian mulai membacanya. Eunsoo melihat-lihat sejenak berkas itu. dia merasa ada yang janggal. Kang Seohyun? Sepertinya dia tidak asing dengan nama ini, juga permintaan konsep untuk klien ini. Sangat tidak asing.

“waeEunsoo-ah? Ada yang aneh dengan permintaan klien kita kali ini?” Tanya Heechul

“ah, ani.. Cuma aku merasa tidak asing saja dengan semua yang tertulis disini. Hmm mgkn Cuma perasaan ku saja” jawab Eunsoo sekenanya.

“besok kau bisa bertemu dengan kedua mempelai itu. nanti aku suruh Kim Soora-ssi untuk membuatkan janji.” Jelas Heechul kemudian.

Eunsoo hanya mengangguk dan keluar dari ruangan Heechul.

***

Eunsoo sudah berada di cafe itu sejak 5 menit tadi. hari ini dia harus menemui klien nya untuk membicarakan konsep pernikahan kedua mempelai itu nanti.

“Jwosonghamnida, Cha Eunsoo-ssi, aku terlambat. Jalanan sungguh sangat macet” ujar seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang Eunsoo.

“Gwenchana.. aku jg baru tiba disini” jawab Eunsoo sembari menoleh ke arah wanita itu. Dia kaget melihat wanita itu. Eunsoo masih merasa sangat familiar dengan wanita ini.

“Annyeong haseyo, Kang Seohyun imnida. Saya yang meminta anda sebagai EO di acara pernikahan ku nanti” wanita itu mengulurkan tangannya sembari sedikit membungkuk pada Eunsoo.

“annyeong haseyo.. Cha Eunsoo imnida” jawab Eunsoo menyambut salam Seohyun.

Wanita ini. Kenapa aku seperti mengenalnya? Apakah…? Aaahh.. Eunsoo menggeleng kecil. Membuang jauh-jauh pikiran buruk yg ada diotaknya.

“Maaf aku hanya datang sendirian. Tunanganku sedang ada urusan dikantornya. Mungkin pertemuan selanjutnya dia akan datang” jelas Seohyun pada Eunsoo.

“ne, arasseo.. Gwenchana. Aku rasa, kau saja yang menjelaskan padaku itu sudah cukup.” Jawab Eunsoo meyakinkan.

“oh, baiklah. Bagaimana kita langsung membicarakan konsep pestanya? “ ujar Seohyun kemudian.

***

“aku sudah bertemu dengan EO untuk pesta pernikahan kita nanti” Kata Seohyun ketika tengan makan siang bersama Hyukjae, calon suaminya disebuah café ditengah kota.

“oya? Apa saja yg telah kamu bicarakan dengannya?” ujar Hyukjae

“kami sudah membahas semua hal-hal yg diperlukan untuk pesta nanti. Dan kau tahu apa? Dia menemukan sebuah taman yg sangat indah. Dia wanita yg menyenangkan dan aku sangat suka ide-ide dari nya” jawab Seohyun dengan mata berbinar-binar.

“benarkah? Syukurlah. Setidaknya kita tidak kerepotan. Maafkan aku karena tidak bisa menemanimu mempersiapkan pernikahan ini.” Ujar Hyukjae kemudian.

“gwenchana. Aku sudah sangat terbantu dengan EO itu. kau selesaikan saja semua kerjaanmu. Tapi jangan terlalu lelah ya” jawab Seohyun sembari menangkupkan tangannya di atas tangan Hyukjae.

***

Eunsoo memarkirkan mobilnya dengan terburu-buru dan nyaris menyenggol mobil disebelahnya. Dia janji bertemu dengan Seohyun di taman yang akan dijadikan tempat berlangsungnya pernikahan Seohyun hari Minggu nanti. Dia menyambar tas yg ada ditempat duduk disebelahnya dan buru-buru berlari ke dalam, namun tiba-tiba,

Bruukk!!

“Jwosonghamnida. Maaf.. maaf.. saya sangat buru-buru” ujar Eunsoo sambil memungut tas nya yang terjatuh, membungkuk dalam dan langsung berlari tanpa melihat orang yang ditabraknya.

Sedangkan Hyukjae, pria yang ditabrak itu hanya bingung melihat wanita yang menabraknya berlari serabutan ke arah taman. Pria itu hanya geleng-geleng kepala dan berlalu menuju parkiran. Namun ketika dia tiba diparkiran, dia mendapati sebuah mobil audy putih parkir nyaris menyentuh mobilnya.

“aish! Siapa ini yang memarkir mobilnya sembarangan?” ujar hyukjae kesal. Padahal dia sedang buru-buru ke kantor untuk rapat.

Hyukjae memanggil seorang satpam dan meminta memanggilkan orang yang memiliki mobil Audy putih itu.

“Agashi, apakah anda pemilik mobil Audy berwarna putih yang diparkir diluar sana?” Tanya satpam itu ketika melihat Eunsoo yang sedang berbicara dengan Seohyun di taman.

“ne, waeyo?” Tanya Eunsoo balik.

“bisakah anda mengeluarkannya sebentar dan memarkirkannya kembali dengan rapi? Bagian belakang mobil anda hanya berjarak 2 cm dari mobil seseorang dan dia sedang buru-buru.” Jelas satpam itu

“ommo! Mianhae. Tapi aku sedang sangat sibuk. Bisakah aku meminta tolong anda untuk melakukannya? Aku mohon. Aku sangat sibuk” ujar Eunsoo sambil memohon kepada satpam itu. dia menyerahkan kunci mobilnya pada satpam itu dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Satpam itu hanya bengong dan meraih kunci mobil Eunsoo.

“maaf tuan. Agashi itu berkata kalau dia sangat sibuk jadi dia meminta aku untuk memindahkan mobilnya” ujar satpam itu setiba diparkiran.

“ya sudah. Ayo segera pindahkan. Aku harus buru-buru ke kantor” jawab Hyukjae kesal.

***

“ya geser sedikit ke kanan. Tidak.. tidak.. jangan terlalu ke kanan. Oke sedikit digeser ke tengah. Nah..” Eunsoo mengatur segala sesuatu persiapan pernikahan untuk kliennya yang akan berlangsung 2 hari lagi. “Eonni, kursi tambahan untuk para tamu sudah tiba” ujar seorang wanita pada Eunsoo.

“langsung ditata saja disebelah sana.” Ujar Eunsoo sembari menunjuk ke arah kiri.

“Annyeong haseyo, Cha Eunsoo-ssi. Maaf saya terlambat” Eunsoo mendengar suara Seohyun dari arah belakangnya.

“Annyeong haseyo, Kang Seohyun-ssi. Gwenchana~” jawab Eunsoo sembari membalikkan badannya menghadap ke arah Seohyun. Namun tiba-tiba lidahnya tercekat.

“perkenalkan ini tunanganku, Lee Hyukjae.” ujar Seohyun. “Akhirnya dia bisa menemaniku mempersiapkan pernikahan ini. Dia ini orang yang sangat sibuk.” Seohyun berkata seolah setengah berbisik pada Eunsoo.

Tapi pada saat itu, bukan hanya Eunsoo yang tercekat. Hyukjae juga. Mata hyukjae terlihat sedikit membesar ketika melihat Eunsoo. Bibir Eunsoo bergetar dan tangannya mengeluarkan keringat dingin melihat pria yang sekarang yang ada dihadapannya.

“waeyo? Kenapa kalian berdua terdiam? Apakah kalian berdua sudah saing kenal? Tanya Seohyun heran melihat sikap Eunsoo dan Hyukjae.

“a-aniyo. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya.” Jawab Eunsoo cepat. “annyeong haseyo. Cha Eunsoo imnida. Saya orang yang bertanggung jawab atas pesta pernikahan kalian nanti” jawab Eunsoo agak terbata sambil membungkuk. Berusaha menyembunyikan ekspresi gugupnya.

Hyukjae terkejut mendengar jawaban Eunsoo. “apa sebegitu bencinya kah Eunsoo padanya?” Tanya Hyukjae dalam hati.

“Annyeong haseyo. Lee Hyukjae imnida.” Balas Hyukjae.

“hmm, aku permisi ke toilet dulu, Seohyun-ssi” ujar Eunsoo pada Seohyun dan berlalu.

Di toilet,

Eunsoo memutar keran wastafel dan membasuh mukanya. Sekali, dua kali, tiga kali dia mengguyur wajahnya dengan air berharap rasa segar dari air itu dapat membuat hatinya agak sedikit tenang. Tapi tidak. Hati nya terus bergemuruh. Dan bahkan sekarang lututnya terasa lemas. Dia berpegangan pada dinding toilet. Dia bersandar sambil memejamkan matanya.

Tuhan, kenapa aku harus dipertemukan kembali dengannya? Dan kenapa harus dalam keadaan seperti ini? Ujar Eunsoo dalam hati.

Jadi dia tunangannya Kang Seohyun? Jadi.. aku ini sedang mempersiapkan pernikahan dia? Kang Seohyun dan Lee Hyukjae? Lagi-lagi Eunsoo bertanya dalam hati. Kepala nya menengadah ke langit-langit ruangan itu masih dengan mata terpejam dan seulas air mata jatuh ke pipinya.

Namun tanpa disadari oleh Eunsoo, ada seseorang yang mengawasi nya dari luar toilet wanita itu.

“bagaimana persiapan pernikahan klien mu kali ini?” Tanya Heechul pada Eunsoo ketika mereka sedang makan siang bersama di sebuah café didekat kantor mereka.

“hmm, bagus. Baik-baik saja.” Jawab Eunsoo malas-malasan.

“waeyo? Ada masalah?” Tanya Heechul.

“aku..” Eunsoo terdiam sejenak. Heechul menatap wajah Eunsoo penasaran.

“Kau kenapa Eunsoo-ah? “ Heechul terlihat khawatir melihat wajah Eunsoo yg murung.

“Apakah sunbae tahu aku sedang mempersiapkan pernikahan siapa?” Tanya Eunsoo kemudian.

“hmm bukan kah kau sedang mempersiapkan pernikahan klien yang bernama Kang Seohyun?” Heechul menatap Eunsoo dengan penuh selidik.

“ani.. maksud ku, hmm, apakau kau tahu siapa mempelai prianya?” Tanya Eunsoo lagi.

Heechul bingung menghadapi pertanyaan Eunsoo.

“mempelai pria? Aku tidak tahu. Ada apa dengan mempelai pria nya? Apakah kau mengenalnya? Apakah dia temanmu?” Heechul memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada Eunsoo. Kelihatan sekali dia bingung sekaligus penasaran.

“Dia.. Lee Hyukjae”. Jawab Eunsoo singkat.

“Mwo? Lee Hyukjae? Apa maksudmu dengan Lee Hyukjae? Apakah dia Lee Hyukjae yang…”

“benar, Sunbae. Dia Lee Hyukjae. Lee Hyukjae yang dulu pernah meninggalkan tanpa perasaan dan membuat aku kehilangan arah selama 3 tahun terakhir ini.” Jawab Eunsoo datar.

“jeongmal? Aahh mianhae, Eunsoo-ah. Aku tidak melihat-lihat dulu siapa klien yang akan kau hadapi. Apakah kau ingin aku meminta Kim Sora-ssi untuk menggantikanmu mengurus pernikahan mereka?” tawar Heechul dengan rasa bersalah. Heechul sangat tahu seberapa besar rasa sakit yang diderita Eunsoo karena Lee Hyukjae, mantan kekasihnya.

“tidak usah, sunbae. Aku baik-baik saja” Jawab Eunsoo.

“apakah kau yakin kau baik-baik saja?” Tanya Heechul lagi.

“tentu saja aku tidak yakin. Tapi kau tahu kalau aku sangat tidak suka meninggalkan pekerjaan begitu saja. Lagian pernikahan mereka hanya tinggal sehari lagi.” Eunsoo menghela nafasnya sejenak. “ akan aku pastikan bahwa aku baik-baik saja. Aku tidak punya keberanian untuk meminum racun serangga.” Eunsoo memaksakan dirinya tertawa oleh lelucon sendiri meski terdengar hambar.

“Baiklah kalau kau meminta seperti itu.” Heechul mengalah. “Eunsoo-ah, apakah setelah ini kau ada kerjaan lagi?” Tanya Heechul kemudian

“ani, wae sunbae?” Tanya Eunsoo kemudian.

“ayo temani aku ke suatu tempat. Seminggu belakangan ini aku juga sedang banyak urusan. Rasa nya ingin memberikan angin segar sedikit untuk otakku” ujar Heechul.

“memangnya kita akan kemana?” Tanya Eunsoo.

“rahasia! Kajja!” jawab Heechul sambil menarik diri Eunsoo dan beranjak keluar dari café itu.

Beberapa saat kemudian..

 

“Ommo! Pantaaiii!” teriak Eunsoo ketika tiba ditempat yang Heechul katakan. Wajah nya tiba-tiba saja menjadi ceria setelah melihat laut. Dia segera turun dari mobil, melempar sepatu ber-hak 7 cm nya dan berlari kea rah pantai. Ya, Eunsoo sangat suka laut.

Heechul hanya tersenyum melihat hoobaenya itu. dia dan Eunsoo sudah dekat sejak mereka kuliah di Universitas dulu. Eunsoo sudah seperti adik baginya. Begitu pula sebaliknya, Heechul sudah seperti oppa bagi Eunsoo. Tidak ada perasaan cinta diantara mereka.

Heechul ikut membuka sepatunya dan menggulung celana panjangnya. Dia berjalan santai ke arah Eunsoo.

“kau menyukainya?” Tanya Heecul sambil menatap ke arah laut.

“joahae..” jawab Eunsoo sambil merentangkan tangannya dan menghirup aroma laut dalam-dalam.

“aku selalu kesini ketika aku sedang ada masalah. Menatap laut yang berwarna biru kehijauan, langit yang cerah, suara deburan ombak yg merdu, dan pasir yang lembut dan putih membuat hati ku damai.” Ujar Heechul sambil menutup matanya. Merasakan angin laut yang berhembus sejuk.

“ne, sunbae. Sangat damai sekali disini. gomawoyo telah mengajakku kesini” Eunsoo menoleh ke arah Heechul dan tersenyum.

“ye. Nikmatilah kebebasan mu hari ini. Mumpung sedang ada waktu.” Ujar Heechul.

Eunsoo tersenyum ke arah Heechul dan kembali menatap laut. Menutup matanya dan merentangkan tangannya seolah dia ingin meresap semua udara segar itu ke dalam tubuhnya. Heechul hanya tersenyum sembari mengikuti Eunsoo merentangkan tangan dan menutup mata.

 ***

Hari sudah malam ketika Eunsoo tiba diapartemennya setelah di antar Heechul. Dia menekan sandi pintu apartemennya lalu masuk kedalam. Ia melemparkan jas nya ke atas sofa dan berlalu menuju dapur. Eunsoo membuka lemari es dan mendapatinya dalam keadaan kosong. Hanya ada 2 buah apel dan sebotol air mineral.

“Aish, jinjja. Sudah berapa lama aku tidak membuka kulkas ini.” Gerutu Eunsoo.

Dia lalu beranjak ke kamar lalu mengganti pakaiannya dengan celana pendek diatas lutut dan kaos biru lengan panjang lalu keluar menuju swalayan yang berada tidak jauh dari apartemennya.

Sesampai di swalayan, Eunsoo membeli beberapa kaleng cola, 2 botol soju dan beberapa cemilan. Eunsoo ingin dia malam ini sejenak melupakan semua masalahnya. Setelah membayar semua belanjaannya dikasir, Eunsoo tidak langsung pulang. Dia berjalan menuju jembatan yang melintasi sebuah sungai kecil disebelah swalayan itu. Eunsoo berdiri menghadap ke sungai sambil bersandar disalah satu sisi jembatan. Dia membuka kaleng cola dan menyesapnya sedikit. Namun tiba-tiba…

“urimaneyo, Cha Eunssoo-ssi. “ ujar seorang pria.

Eunsoo kaget mendengar suara yang terdengar tidak asing ditelinganya dan menoleh ke arah pria itu. dia tertegun sejenak menatap pria tadi. Lee Hyukjae. Kenapa dia ada disini? apakah aku sedang bermimpi? Apakah hanya dengan meneguk sedikit cola langsung membuatku mabuk? Batin Eunsoo.

Pria itu kemudian berjalan ke arah Eunsoo. Ikut berdiri disamping Eunsoo. Eunsoo masih menatap pria itu lekat-lekat. dia masih ragu apakah dia dalam keadaan sadar atau tidak.

“kenapa kau menatap ku seperti itu, Eunsoo-ah? Apakah kau tidak lagi mengenaliku?” Tanya pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari sungai.

Eunsoo mengerjapkan mata nya beberapa kali sembari menggeleng kecil. Dia mengalihkan pandangannya kembali ke sungai.

“aku tadi tidak sengaja melihatmu keluar dari swalayan dan aku berniat untuk menyapamu.” Ujar Hyukjae seolah dapat membaca pikiran Eunsoo. “apa kabarmu, Cha Eunsoo-ssi?” Tanya Hyukjae kemudian.

“ahh, aku baik-baik saja.” Ujar Eunsoo terdiam sejenak. “bagaimana denganmu?” Tanya Eunsoo balik. Hanya sekedar berbasa basi.

“seperti kau liat, aku juga baik-baik saja.” Jawab Hyukjae.

Beberapa saat kemudian mereka berdua terdiam. Hanya mendengarkan suara riak air sungai dibawah jembatan tempat mereka berdiri.

“aku minta maaf.” Ujar Hyukjae memecah keheningan.

Eunsoo kaget mendengar Hyukjae berkata seperti itu.

“aku minta maaf karena telah mengusik kehidupanmu lagi. Aku tidak tahu bahwa kau lah yang menjadi EO pernikahanku dan Seohyun.” Lanjut Hyukjae.

“aku tak tahu sebegitu terganggunya kau dengan kehadiranku setelah kita berpisah. Sebegitu bencinya kau kepadaku hingga disaat setiap kita bertemu dibeberapa tempat kau selalu menghindariku.” Hyukjae masih melanjutkan kata-katanya.

Eunsoo hanya terdiam. Tidak tahu ingin berkata apa. Dia tidak tahu kalau Hyukjae juga terkadang mengetahui keberadaannya pada saat-saat ia berada dalam satu tempat bersama pria itu. selama ini ia selalu bersikap seperti tidak pernah melihat dan tidak pernah mengenal Hyukjae ketika mereka bertemu dimana pun itu. Seperti kejadian di toko buku 2 minggu yang lalu. Eunsoo melihat Hyukjae sedang melihat-lihat buku di balik rak buku didekat Eunsoo berada. Eunsoo hanya menatap Hyukjae diam-diam. Namun ketika ia merasa Hyukjae melihat ke arahnya, Eunsoo segera memalingkan wajah dan bersikap seolah-olah tidak melihat dan tidak mengenal pria yang sedari tadi dipandanginya. Ia hanya tak ingin Hyukjae tahu bahwa Ia mengetahui keberadaan pria itu.

“aku, tidak seperti yang kau katakan tadi. aku tidak seperti itu. maksudku, aku tidak menghindarimu.” Ujar Eunsoo akhirnya sambil menyembunyikan rasa gugupnya. Eunsoo merasa seperti seorang pencuri yang tertangkap basah oleh seorang polisi.

“aku sangat mengenalmu, Soo-ah.” Eunsoo tercekat mendengar panggilan itu. Jangan panggil aku seperti itu lagi. Batin Eunsoo.

“kau masih seperti dulu. Wajahmu tidak dapat menyembunyikan rasa gugupmu. Tanganmu yang mengepal kuat itu juga” ujar Hyukjae sambil menoleh menatap wajah Eunsoo.

Eunsoo cepat-cepat membuka telapak tangannya yang terkepal erat sedari tadi. Eunsoo memejamkan matanya sejenak sambil menghela napas.

“kau benar. Aku memang menghindarimu.” Ujar Eunsoo kemudian. Tidak seharusnya ia menyembunyikan lagi perasaannya ini. Perasaan yang terus membuat hatinya perih.

“kau mungkin tidak tau sesakit apa berpisah dengan orang yang masih sangat kau cintai.” Lanjut Eunsoo.

Gantian sekarang Hyukjae kaget dengan pernyataan Eunsoo. Dia menatap wajah Eunsoo yang masih memandangi sungai lekat-lekat.

“aku masih tidak mengerti kenapa kau tiba-tiba memutuskan hubunganmu denganku. Meninggalkan aku tanpa alasan yang bisa diterima oleh akal pikiranku. Ingin fokus pada studi rasanya alasan yang sangat klise.” Jelas Eunsoo.

“butuh waktu 3 tahun untuk melupakanmu dan mengobati luka hatiku. sempat aku mulai melupakanmu tapi kenapa beberapa tahun terakhir ini aku kembali harus bertemu denganmu?” Lanjut Eunsoo. Entah mengapa semua kata-kata itu dengan mudahnya mengalir dari mulutnya.

“mianhae, Soo-ah..” ujar Hyukjae.

“Seohyun itu dulu mengidap lever stadium 4. Orang tua nya meminta aku untuk mencintai, menjaga dan merawatnya karena pada saat itu ia nyaris tidak dapat disembuhkan lagi. Untungnya ada keluarga pendonor yg mau mendonorkan hati nya pada Seohyun” Cerita Hyukjae.

“2 tahun lalu orang tua Seohyun meninggal dan menulis disurat wasiat bahwa aku harus menjaga Seohyun.” Hyukjae menghela napas sejenak lalu meneruskan, “dulu aku juga berat meninggalkanmu, tapi aku harus memenuhi permintaan orang tua Seohyun karena aku memiliki hutang budi pada mereka.”

Eunsoo termangu mendengar penjelasan dari Hyukjae. “kenapa kau tidak pernah menceritakan hal ini padaku?” Tanya Eunsoo kecewa.

“aku takut kau tidak akan pernah mau melepaskanku, Soo-ah. Lebih baik aku membuatmu sakit hati dan membuat kau membenciku.” Jawab Hyukjae cepat.

Mulut Eunsoo ternganga mendengar kata-kata Hyukjae. “nappeun namja” desis Eunsoo.

“Mianhae, Soo-ah. Jeongmal mianhae.” Ujar Hyukjae sambil menundukkan kepalanya.

“keumanhae. Berhentilah meminta maaf. Aku tidak pernah menyalahkanmu. Mungkin memang sudah jalan kita berdua untuk tidak hidup bersama.” Ujar Eunsoo menahan tangisnya. Berusaha tegar didepan Hyukjae.

“hari minggu nanti adalah pernikahanku dengan Soohyun” kata Hyukjae kemudian.

“aku tau itu.” potong Eunsoo cepat.” Aku yang mempersiapkan pernikahanmu.” Ujar Eunsoo seolah mengingatkan.

Hyukjae tertawa kecil. Merasa bodoh dengan sandiwara percintaan antara dia, Eunsoo dan Seoyun.

“aku hanya ingin, walaupun kau sudah sangat tahu, aku secara pribadi ingin mengundangmu ke pernikahanku” ujar Hyukjae akhirnya. “ setidaknya, anggaplah kau dan aku itu teman lama. Aku mengundangmu ke pernikahanku dan kau datang ke pernikahanku sebagai seorang teman.” Jelasnya.

“aku tidak tahu apakah nanti aku akan sanggup melihatmu berdiri disamping Seohyun-ssi didepan penghulu.” Kata Eunsoo jujur.

“aku mohon..” Hyukjae melihat kea rah Eunsoo.

Eunsoo hanya menjawab dengan senyuman. Senyuman yang selama ini sempat hilang karena pria itu. dan kembali ada juga karena pria itu.

***

“apakah kau yakin kau akan datang ke acara pernikahan Hyukjae?” Tanya Heechul ketika Eunsoo memasuki mobilnya pagi itu. Hari ini Eunsoo meminta Heechul untuk mengantarnya ke acara pernikahan Hyukjae dan Seohyun.

“aku hanya datang untuk memberi ini, sunbae.” Ujar Eunsoo sambil memperlihatkan kotak kecil berwarna biru pada Heechul. “aku belum sempat mengembalikan cincin yang diberikan Ibu Hyukjae pada ku dulu. Katanya cincin ini dia berikan pada wanita nanti yang akan mendampingi hidup Hyukjae. Ternyata cincin ini bukanlah untuk aku, tapi untuk Seohyun.” Jelas Eunsoo.

“kau pasti kuat Eunsoo-ah. Kau adalah hoobaeku yang paling kuat” ujar Heechul sambil mengacak rambut Eunsoo.

“dan hei, kenapa kau terlihat cantik sekali hari ini?” ujar Heechul lagi sambil memperhatikan Eunsoo yang mengenakan dress berwarna putih selutut dengan rambut terurai.

“ya! Aku ini memang cantik! Sunbae saja yang tidak pernah menyadarinya” jawab Eunsoo kesal karena merasa diolok-olok oleh Heechul.

***

Pesta pernikahan Lee Hyukjae dan Kang Seohyun…

 

Heechul hanya memarkirkan mobilnya dipinggir jalan karena Eunsoo berkata bahwa dia hanya akan ke bagian penerimaan tamu untuk memberikan kotak biru tadi dan menemui asistennya untuk memastikan tidak ada yang kurang dipesta pernikahan itu. Eunsoo sengaja tidak datang untuk mengurus pesta ini dan meminta asisten untuk menggantikanya karena dia takut digoyah melihat Hyukjae mengucap janji setia meminang Seohyun sebagai istrinya. “aku segera kembali. Sunbae tunggu sebentar disini ya. Aku tidak akan lama.” Ujar Eunsoo sambil berlalu menyeberangi jalan karena Heechul memarkir mobilnya diseberang tempat pesta pernikahan itu berlangsung.

“arraseo..” ujar Heechul kemudian.

Didalam taman..

Hyukjae celingukan mencari Eunsoo dipesta itu. 10 menit lagi Hyukjae akan mengucapkan ikrar pernikahan dan setidaknya ia ingin Eunsoo ada disitu melihat ia menikahi Soohyun dan ia tidak melihat guratan sedih lagi diwajah Eunsoo.

Tiba-tiba ia melihat seorang wanita mengenakan dress putih berdiri didekat meja penerimaan tamu. Ia bergegas menuju kesana karena dia yakin itu adalah Eunsoo dan ia ingin menghampirinya. Setidaknya untuk mengucapkan terima kasih karena telah datang. Namun karena tamu yang datang mulai ramai, Hyukjae kesusahan untuk mencapai Eunsoo. Ketika ia tiba dimeja penerimaan tamu dia mendapati Eunsoo sudah tidak ada disana. Hyukjae menanyakan Eunsoo pada petugas penerima tamu dan mereka menjawab bahwa Eunsoo sudah keluar dan hanya menitipkan kotak biru untuk diberikan kepada Hyukjae.

Hyukjae kaget melihat kotak yang sangat dikenalnya itu. kenapa kotak itu berasal dari Eunsoo? Bukankah ini cincin pernikahan Ibu dan Ayah nya dan cincin itu akan diberikan Ibunya kepada gadis yang nanti akan menjadi pendamping hidupnya? Apakah Ibunya beranggapan bahwa Eunsoo lah yang akan menjadi istrinya? Pertanyaan itu terus berseliweran didalam benak Hyukjae. Hyukjae kemudian berlari keluar taman dan kembali mencari Eunsoo.

Diluar taman…

Eunsoo berjalan menuruni tangga bagian luar taman tempat berlangsungnya pernikahan Hyukjae dan Seohyun. Eunsoo merasa hati nya sudah sangat lega setelah mengembalikan kotak biru itu. hati nya betul-betul telah kosong sekarang. Tidak ada lagi Lee Hyukjae. Kenangannya dengan Lee Hyukjae seketika musnah setelah pembicaraannya dengan pria itu semalam.

Eunsoo melihat Heechul bersandar dimobilnya dan melambaikan tangannya pada Eunsoo. Sekedar memberikan isyarat bahwa ia masih menunggu Eunsoo diseberang jalan. Eunsoo hendak menyeberang jalan ketika ia seperti mendengar ada seseorang memanggil namanya. Eunsoo menoleh ke belakang namun saat itu dia sudah berada ditengah jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil dengan kecepatan cukup kencang melaju ke arahnya…

Ckiiiiitttttt… BRUUUKKKK!!!!

Mobil itu menghantam tubuh Eunsoo sehingga tubuhnya melambung dan terhempas ke sisi seberang jalan. Heechul terbelalak kaget melihat tubuh Eunsoo yang ditabrak oleh mobil itu dan segera berlari ke arah tubuh Eunsoo yang tergeletak lemah dan tak berdaya. Begitu juga dengan pria yang karena seruannya memanggil Eunsoo, malah membuat Eunsoo menoleh dan tidak melihat ada mobil yang sedang melaju menuju ke arahnya. Hyukjae dengan cepat juga berlari ke arah arah Heechul yang tengah memeluk tubuh Eunsoo.

“Eunsoo-ah! Gwenchana? Kau baik-baik saja kan Eunsoo? Ireona!” teriak Eunsoo panik sambil memangku tubuh Eunsoo. Dia menepuk-nepuk pipi Eunsoo. Berusaha menyadarkan Eunsoo.

“soo-ah.. ireona Eunsoo-ah! Gwenchanayo? Palli ireona!!!” Hyukjae pun ikut mengguncang-guncang tubuh Eunsoo namun Eunsoo tetap tidak bergeming.

Tubuh Eunsoo tidak terluka sedikitpun. Hanya ada beberapa lebam-lebam yang terlihat di sekita lengan, dahi, paha, dan bahunya. Namun darah terus mengucur dari hidung dan telinganya. Dan itu semakin membuat Heechul dan Hyukjae sangat cemas.

“Eunsoo-ah, palli ireona! Kau tidak apa-apa kan? Kau kuat Eunsoo-ah! Bangun!” Heechul masih terus mengguncang-guncang tubuh Eunsoo. Orang-orang yang berada disekitar situ mulai datang mengerubungi Heechul dan Hyukjae yang sedang mencoba menyadarkan Eunsoo.

“siapapun tolong panggilkan ambulance, cepat!!!” teriak Hyukjae sekuat tenaga.

Namun tiba-tiba Eunsoo membuka matanya. Ia melihat Heechul terlebih dahulu dan tersenyum. Kemudian dia melihat ke arah Hyukjae, juga masih tersenyum, namun kemudian air mata mengalir dari sudut matanya. Melihat Eunsoo seperti itu Heechul dan Hyukjae mulai sedikit lega.

“Eunsoo-ah! Terus buka mata mu! Kau akan baik-baik saja Cha Eunsoo! Kau hoobae ku yang sangat kuat!” panggil Heechul sambil menyapu air mata Eunsoo.

“Eunsoo, mianhae. Semua ini salah ku! Ireona, soo-ah!” Hyukjae juga ikut berseru pada Eunsoo.

Namun Eunsoo tidak menjawab. Masih terus tersenyum. Senyum yang sangat tulus. Tiba-tiba Eunsoo tersedak dan batuk. Ia mengeluar darah yang sangat banyak dari mulutnya. Heechul mulai panik lagi. Begitu pun dengan Hyukjae. Mata Eunsoo mulai redup. Sedikit demi sedikit mulai menutup. Melihat itu Heechul mulai mengguncang-guncangkan tubuh Eunsoo lagi.

“Eunsoo, andwe! Jangan tutup mata mu! Buka! Buka matamu, Cha Eunsoo!!!” teriak Heechul.

Namun mata Eunsoo mulai tertutup. Tubuhnya kaku. Napasnya berhenti. Namun senyum masih menghiasi wajahnya. Hyukjae meraba nadi dileher Eunsoo. Dia tercekat dan menahan napas.

“Eunsoo!!! Bangun!!! Jangan pergi!!!” teriak Hyukjae kemudian.

Melihat reaksi Hyukjae, Heechul pun kaget. Ia melihat wajah Eunsoo yang mulai pucat.

“Cha Eunsoo!!!!” teriak Heechul keras. Ia mendekap tubuh Eunsoo. Mendekap dengan sangat erat.

Hyukjae hanya dapat mengenggam tangan Eunsoo. Juga dengan sangat erat.

Senyum manis dan tulus menghiasi wajah pucat Eunsoo.

Dan dari kejauhan terdengar suara sirine ambulance mendekat.

-END-

Malam Minggu atau Sabtu Malam?

Standard

Hai hallo!

Apa yang terjadi dimalam minggu? Happy? Galau? Err… Masih jaman malam minggu galau? Masih jaman kalo malam minggu itu harus jalan bareng pacar ato gebetan? I don’t think so.

Guys, pikirin lagi deh. Menurut mu, kamu lebih nyaman jalan bareng pacar ato bareng temen-temen sih? Temen selalu ada buat kamu. Tapi kalo pacaarrrr?

Cewe, sabtu sore nelpon pacarnya buat ngajakin jalan bareng malam ini.
Cewe: say, malam ini kita jalan kan?
Pacar: aduh sayang, malam ini Milan lawan Barca
Cewe: oh kamu lebih milih Barca dari aku?
Pacar: loh, aku kan Milanisti sayang. Aku lebih milih Milan.
Cewe: ok. Gue Barca (bakar) juga lo!. Kita putus!

Cowo, sabtu sore nelpon pacarnya buat diajakin jalan bareng malam ini.
Cowo: Halo sayang, malem ini kita jalan ya
Cewe: gimana kalo sore ini aja kita jalannya sayang? Kita ke mall yah. Aku mau nyalon. Rambut aku udah lepek banget. Trus aku mau ganti nail art yg baru. Aku juga mau facial, bla bla bla bla~
Cowo: gue pacaran sama kursi ruang tunggu…

Masalah klise yang sering terjadi.

Nah, misalnya nih kamu berhasil –setelah perjuangan berat antara Milan vs Barca dan cowo vs kursi ruang tunggu salon– jalan malam minggu bareng pacar, apa aja sih yang kamu dan pacar mu bahas atau omongin selama jalan bareng?
Pasti dimulai dari mau makan dimana, mau lewat jalan mana biar ga kejebak macet. Nah, mengenai mau makan dimana nih. Dulu waktu masih jaman-jaman pacaran, aku pernah dari pertama dijemput dirumah, naik ke motor, ditanyain mau makan dimana, sampe udah dua kali keliling kota masih ngomongin dan berdebat mau-makan-dimana dan akhirnya cewe nya ngambek, cowo nya cape, si cewe minta dianter pulang, akhirnya si cowo ke warung kopi nonton bola bareng Milan vs Barca. *ini kenapa Milan vs Barca ikutan mulu yah?*

Perdebatan mau-makan-dimana sering terjadi ketika malam minggu tiba. Si cewe kesel karena si cowo tidak penuh persiapan ketika akan mengajak pacarnya jalan dimalam minggu. Dan si cowo malah pengennya sicewe yang milih mau makan dimana karena si cowo pengen segalanya sesuai dengan apa yang si cewe suka. Menurut si cowo, kalo cewe nya milih tempat makan yang itu berarti si cewe suka tempat makan yang itu. Tapi yaaa kembali lagi ke atas. Si cowo kan ngajakin JALAN bareng BUKAN MAKAN bareng. *ditimpuk*

Semua terasa beda ketika kamu jalan bareng teman-teman. Diawali dengan kamu ngetweet: “bosen” ato “laper”. Dan temen kamu nge replay ato nge retweet tweet kamu dengan: ” sama. Jalan yuk! Makan dimana kek. Ajakin yang lain”. Dan mulai lah me-sms, what’s app, ato BBM temen sambil milih tempat hang out dimana. Akan banyak sekali saran dan pilihan tempat hang out atau — yang biasanya lebih penting– tempat makan yang asik dan tidak akan terjadi perdebatan mau-makan-dimana seperti diatas.

Begitu pula dengan tema obrolan. Dimulai dari iklan-iklan yg akhir-akhir ini suka menggunakan kata-kata yang sangat tidak absurd seperti “mawar maafin marwan ya?”. Ngapain si marwan harus minta maaf kepada setangkai bunga? Huft… *« 4L4y detected*
Info yang terjadi diantara teman kampus –atau sekolah–, tentang Rektor yang ikut berpolitik, info lowongan kerja, hingga hal-hal yang absurd pun dibicarakan. Intinya, ketika berbicara dengan teman-teman, kita bebas membicarakan apa saja. Sedangkan dengan pacar, kita harus memilih kata atau tema yang pas untuk diobrolin demi menghindari hal-hal yang membuat si pacar tersinggung atau si pacar tertidur dihadapan kita. *bukan acara Uya memang Kuya*

So guys, jalan atau ngobrol dengan siapapun, dihari atau waktu apapun, jika kita nyaman, maka akan terasa menyenangkan. Buat yang punya pacar, malam minggu tidak harus selalu jalan berdua dg pacar tetapi sesekali jalan bareng teman juga sangat menyenangkan dan bisa mengistirahatkan hati dan pikiran dari masalah-masalah percintaan. Buat yg ga punya pacar, segera cari pacar! Bukan. Bukan itu maksud saya. Itu hanya maksud hati saya. Untuk yg ga punya pacar, say no to galau di sabtu malam. Ajak teman kamu hang out bareng.

Stop galau guys!
Salam,

Duta Anti Galau
(˘ﻬ˘)

[FanFiction] No Other

Standard

Hallo hallo!
Dipostingan kedua ku ini aku mencoba memasukkan tulisan temanku. Sebelumnya fanfiction ini pernah diposting diblog pribadinya tapi dia ingin membantuku mengisi blog ini hahahaha
Selamat menikmati fanfiction yg menurutku sangat manis ini hohoho

——————————

NO OTHER

by: superochii


Cintai itu tidak harus dicari

Cinta itu akan datang dengan sendiri nya

***

Eunsoo bangun dari tempat tidur nya. Ini masih pukul 5 pagi tapi dia sangat bersemangat sekali. Eunsoo pergi mandi lalu beranjak ke ruang tamu apartement nya. Ia melakukan kegiatan bersih-bersih pagi itu. Eunsoo bersenandung kecil sambil tersenyum.

***

“Eunsoo-ya, keumanhaja. Sebaik nya kita berpisah” ujar lelaki yg sedang duduk dihadapannya.

Eunsoo hanya bisa terdiam menatap wajah namja itu. ia masih terdiam ketika namja itu berlalu meninggalkan dia dengan hati terluka.

“Keurom. Kalau itu memang yg oppa inginkan!” Teriak eunsoo saat namja itu telah berlalu dari hadapannya.

***

Eunsoo melihat sebuah album poto yang terletak di rak buku yang ada diruang tamu. Dia membalik-balik album itu. menatap satu persatu, lembar demi lembar poto yang tersimpan dalam album itu.

***

“Eunsoo-ya, mau kah kau menjadi yeoja-chingu ku?” ujar namja yg ada disampingnya.

Eunsoo kaget mendengar perkataan namja yang tidak lain adalah mantan kekasih dari teman sekelas nya.

“tapi, aku tidak ingin di cap sebagai perusak hubungan teman ku.” Jawab  eunsoo

“ayo lah eunsoo-ya. Aku dan Ri Rin hanya berpacaran sehari. Itu pun kaena Ri Rin yang mengkhianati ku. Sebenarnya aku dari dulu menyukai mu. Perasaan ku pada Ri Rin hanya lah perasaan sayang seorang teman.” Jelas namja itu.

“Keurom. Baiklah. Aku bersedia jadi yeoja-chingu mu.”

***

Eunsoo menyalakan pemutar music. Dia memutar lagu No Other dari Super Junior. Dia sangat menyukai lagu ini. Lagu ini sangat sesuai dengan suasana hati nya sekarang. Eunsoo bersenandung kecil :

Neo gateun saram tto eopseo

Juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol, eodiseo channi

Neo gatchi joheun saram

Neo gatchi joheun saram

Neo gatchi joheun ma eum

Neo gatchi joheun seonmul

 

***

 “Keumanhaja. Aku tidak mau melanjutkan cinta seperti ini.” Ujar eunsoo lirih

“mwo? Mworago eunsoo-ah?” ujar namja disebelahnya kaget.

“aku tidak pernah sepenuh hati mencintaimu. Mianhae. Dari dulu aku pernah mengatakannya padamu. Aku tidak pernah mencintaimu. Aku menerima mu hanya karena rasa kasihan. Mianhamnida. Mianhaeyo..” jelas Eunsoo sambil membungkuk dan berlalu dari hadapan namja itu.

***

Eunsoo beranjak ke dapur. Ia membuka lemari es dan mengeluarkan bahan makanan yg ada didalamnya. Eunsoo mulai memotong kubis. Pagi ini ia ingin membuat nasi goreng kimchi andalannya. Eunsoo kembali menyenandungkan lagu No Other dari Super Junior itu.

Gateun gireul georeo wasseo

Urin seoro dalpagago itjanha

Nolla-ul ppuniya

Goma-ul ppuniya

Saranghal ppuniya

***

“kau serius ingin menjadi namja chingu ku?” Tanya Eunsoo kaget

“ne. mau kah kau? Apakah kau tidak sadar kalau aku telah mendekati mu selama lebih sebulan ini eunsoo-ah?” namja itu balik bertanya

“mwo? Benarkah?” Tanya eunsoo polos

“tentu saja. Aishh kau ini babo atau apa sih?” ujar namja itu kesal.

 

***

Eunsoo membawa 2 plastik besar berisi sampah dan berjalan menuju tong sampah yg berada diluar apartemennya. Seorang wanita paruh baya menyapa Eunsoo ketika ia hendak berbalik ke dalam. Eunsoo balas menyapa wanita itu dengan senyuman. Eunsoo berbincang-bincang sejenak dengan wanita itu lalu kembali menyelesaikan pekerjaan rumah nya.

***

“aku sudah tidak tahan lagi.” Ujar eunsoo datar.

“wae?” Tanya namja dihadapannya.

“kau terlalu sibuk dengan pekerjaan mu hingga kau tidak ada waktu sedikit pun untuk ku, oppa.” Ujar Eunsoo lirih sambil menahan air mata nya agar tidak jatuh.

“tolong mengertilah Eunsoo-ah. Pekerjaan ini sangat berarti untuk ku. Bukankah kita sudah 3 tahun berpacaran. Kenapa kau masih tidak mengerti diri ku?” ujar namja itu

“justru karena itu oppa. Setelah 3 tahun berpacaran aku masih mencari-cari perasaan mu yang sebenarnya pada ku. bukan aku yang tidak mengerti oppa. Tapi oppa sendiri yang membuat aku ragu akan dirimu.” Air mata eunsoo akhirnya tidak terbendung lagi. Ia menangis sesenggukan.

“Eunsoo-ya. Aku sangat mencintaimu. Bahkan aku berniat hendak melamar mu. Tapi kenapa kau malah ingin berpisah dari ku?” namja itu menggenggam jemari eunsoo hangat.

“aku tidak sanggup untuk diabaikan terus oppa. Saat menjadi pacar mu saja, kamu lebih mementingkan pekerjaanmu dari pada aku. Dari 24 jam dalam sehari, hanya 5 menit kau mengingat ku. Itu pun karena aku yang menghubungi mu. Apa lagi jika nanti akau menjadi istri mu.” Eunsoo meluapkan semua isi hati nya yang selama ini ia tahan.

“Eunsoo-ya..” namja itu kaget dengan semua kata-kata eunsoo.

“keumanhaja oppa. Keumanhae. Lebih baik kita berpisah. Ini untuk kebaikan kau dan aku.” Eunsoo bangkit dari tempat duduk nya dari berlalu dari hadapan namja itu.

***

Eunsoo mencuci beberapa buah apel dan jeruk lalu meletakkan nya didalam sebuah keranjang diatas meja makan. Ia mengambil sebuah apel lalu mengupaasnya. Ia memotong apel itu menjadi beberapa bagian dan menaruhnya didalam sebuah piring putih kecil.

***

“Eunsoo-ya. Kau tidak keluar? Ini kan malam minggu.” Ujar Hyukjae, sahabat Eunsoo sedari kecil yang malam itu datang ke rumah nya.

“ani. Memangnya harus ya malam minggu itu keluar rumah?” ujar Eunsoo acuh tak acuh.

“aniya.. tetapi aku hanya khawatir pada mu Eunsoo-ah” ujar Hyukjae sembari duduk di samping eunsoo.

“khawatir wae? Kenapa kau mesti mengkhawatir kan ku?” Tanya eunsoo sewot

“aku khawatir Karena takut kau tidak normal. Sudah 2 tahun kau menjomblo. Jangan-jangan kau tidak menyukai namja la.. ya! Ya! Eunsoo-ya! appo!” teriak Hyukjae sambil mengusap-usap kepala nya yang sakit karena dijitak Eunsoo

“enak saja kau mengatakan aku tidak normal. Aku hanya belum menemukan orang yg bisa membuat aku kembali jatuh cinta Hyukjae-ah.” Jawab Eunsoo mantap.

“kau benar. Cinta itu tidak harus dicari. Nanti dia juga akan datang dengan sendirinya.” Ujar Hyukjae sambil tersenyum ke  arah Eunsoo.

***

Eunsoo mengangkat teko air panas dari kompor. Ia menyeduh dua gelas susu coklat hangat dan menaruh seteko jus jeruk diatas meja makan. Ia memberikan sentuhan terakhir dengan meletakkan sumpit dan sendok disisi mangkuk nasi yang telah tertata indah disana.

Eunsoo berjalan ke arah tangga dan naik ke lantai dua apartemennya. Ia membuka pintu kamar nya pelan-pelan. Berjalan masuk dengan sedikit berjingkat agar tidak menimbulkan suara. Ia menyibakkan tirai jendela kamar nya hingga matahari dengan bebas menerobos jendela dan menimpa lantai kamar.

***

“Would you marry me Eunsoo-ssi?” ujar namja itu berlutut di hadapan Eunsoo.

Eunsoo membelalakkan mata nya kaget.

“neo.. mworago?” Tanya nya masih dengan ekspresi kaget.

“aishhh.. kau sudah tuli ya? Aku tidak mau mengulang perkataan itu untuk kedua kali nya. Shirreo!” ujar namja itu dengan wajah memerah karena malu.

“Tapi.. apakah ini serius? Ini bukan salah satu dari gurauanmu kan?” Eunsoo masih tidak percaya dengan perkataan namja itu.

“aku serius Eunsoo-ah. Apakah wajah ku terlihat seperti orang yang sedang bercanda? Ppali jawablah. Kaki ku sudah pegal berlutut seperti ini!” ujar namja itu tidak sabaran

“arasseo.” Eunsoo berdehem kecil.” tapi tolong ulangi sekali lagi pertanyaan mu yg tadi please.. baru aku mau menjawabnya.” Ujar eunsoo sambil menampakkan puppy eyes nya.

“ahh neo jinjja. Kau benar-benar membuat aku malu Cha Eunsoo!” ujar namja itu sambil memalingkan wajahnya.

Eunsoo masih terus menatap namja itu dengan tatapan andalannya.

“Cha Eunsoo-ssi, mau kah kau menikah dengan ku?” ujar namja itu lagi. Kali ini dengan suara yang lembut dan lebih tenang.

Eunsoo terkikik geli melihat ekspresi wajah namja itu yg aneh karena menahan malu.

“ya! Kenapa kau tertawa? Ppaliwa jawab pertanyaan ku!” teriak namja itu kesal.

“ne, ne. Baiklah. Aku mau menikah dengan mu.” Ujar Eunsoo akhirnya.

“sudah ku bilangkan kalau cinta itu akan datang dengan sendirinya.” Bisik namja itu ditelinga Eunsoo sambil merangkulnya hangat.

***

Eunsoo berjalan mendekati tempat tidur. Senyum masih terus menghiasi wajahnya. Ia menyibak selimut yang sedari tadi menutup tubuh seseorang yang sedang tidur disana. Ia tersenyum geli melihat wajah lugu nya yg masih sangat lelap.

“Selamat pagi Mr. Lee. Apakah kau hanya akan terus bermalas-malasan di hari pertama pernikahan kita?” bisik eunsoo di telinga namja yang tidak lain adalah Lee Hyukjae, suami nya.

=========== THE END =========

Say Hello to Cheese! ^^

Standard

Hallo!
I’m a newbie blogger! Salam kenal!^^
Dulu udh punya blog sih tapi isi nya masih ngambang dan ga ke urus.
Blog ini selanjutnya akan berisi hal-hal absurd tentang family, friends — boys and girls–, school, college, hobbies, dan semua tentang kehidupan sehari-hari pada umumnya.
Mungkin lebih ke berbagi cerita dan saling memberi saran 😀
Jangan heran jika nanti banyak hal-hal random didalam blog ini karena saya sangat penuh dengan ke-absurd-an.
See you there! ^^

— Cheese —

Hello world!

Standard

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.